|
Bab I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manusia adalah mahluk
yang tidak memiliki rasa puas. Mereka selalu memiliki mimpi yang ingin
dicapai sepanjang masa hidupnya. Mimpi tersebut bisa mimpi jangka pedek
(target) ataupun mimpi jangka panjang (keinginan untuk meraih sesuatu dimasa
yang akan datang). Terkadang manusia akan dihadapkan dengan kebuntuan dalam
mencapai mimpinya, namun apakah hambatan tersebut harus menjadi penghalang?
Selain itu, manusia
adalah makhluk sosial. Setiap saat kita harus berhubungan dengan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Adakalanya kita akan terjun memasuki
suatu organisasi, yang memiliki tujuan yang sama. Dalam mencapai tujuan
organisasi tersebut berarti kita harus menggabungkan ‘banyak kepala’ manusia.
Maksudnya, dalam berorganisasi kita akan berinteraksi dengan banyak tipe dan
kepribadian manusia. Bermacam ide akan muncul, oelh karena itu harus ada
penyatuan visi misi untuk mencapai tujuan organisasi.
Tidak ada bedanya dalam
kehidupan pribadi ataupun organisasi. Akan selalu diperlukan langkah nyata
untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tinggal bagaimana kita mewujudkan
langkah nyata tersebut. Perwujudannya adalah saat kita melakukan sesuatu ‘action’
yang berkesinambungan sampai tujuan tercapai.
Ada pepatah mengatakan
“Talk Less Do More”, hal ini sangat sesuai berkaitan dengan
pencapaian dimasa depan. Kita memang harus terus bergerak, mengerjakan
sesuatu, dan sedikit berkata. Karena kata-kata saja tidak akan mewujudkan
mimpi kita, tanpa tindakan nyata, yaitu ‘action’. Contoh
sederhana, jika Anda sedang alapar, apakah dengan berkata “aduh, saya lapar”
lalu perut Anda kenyang dengan sendirinya? Tentu tidak. Anda harus melakukan
action mengambil nasi dan lauk pauk, kemudian makan, setelah itu baru perut
Anda akan terasa kenyang.
Begitupun dengan
menjalankan bisnis, apakah dengan berkata “saya ingin bisnis saya sukses”
lalu kemudian bisnis Anda langsung sukses. Tentu tidak. Kita harus melakukan
berbagai hal untuk menjamin keberlangsungan bisnis kita, mendapatkan
keuntungan, dan pada akhirnya sukses. Oleh karena itu “ACTION IS POWER,
NO ACTION NO GAIN, TALK LESS DO MORE!”.
Sikap yang harus
dimiliki seseorang, berkaitan dengan hal-hal yang telah diungkapkan di atas
adalah berorientasi pada tindakan. Sikap ini diartikan sebagai sikap
seseorang yang tanggap terhadap keadaan, dapat berfikir cepat untuk mencari
solusi atas suatu permasalahan, seberapa cepat dia mengambil tindakan atas
solusi yang didapatkan, dan berkomitmen dengan apa yang telah katakannya.
Dalam makalah ini akan dibahas,
bagaimana membangun pribadi seseorang yang berorientasi pada tindakan,
sehingga dia dapat mencapai keinginannya, dan menjadi pribadi yang sukses
dalam hidupnya, khususnya dibidang entrepreneurship.
I.2 Identifikasi Masalah
Melihat fenomena yang ada
saat ini, dimana banyak orang ingin menjadi orang sukses namun dengan cara
yang mudah, apakah mungkin? Atau hanya dengan bermimpi kemudian saat
terbangun dia telah menjadi seseorang yang sukses? Memang banyak cara yang
ditawarkan untuk mencapai kesuksesan, namum percayalah bahwa tidak ada yang
mudah. Dan pastinya kata-kata tidak akan bisa membuat kita mencapai sesuatu,
kecuali diiringi tindakan nyata.
Berdasarkan hal di
atas, berikut ini identifikasi masalah yang akan dibahas dalam makalah ini :
· Apakah
pengertian dari Berorientasi Pada Tindakan?
·
Apasaja yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan?
·
Bagaimana tindakan seorang wirausahawan yang berorientasi pada tindakan itu?
·
Apasaja sifat yang menghasilkan tindakan yang efektif?
·
Apakah contoh nyata yang menunjukkan sikap berorientasi pada tindakan?
Bab II. ISI
2.1 Pengertian
Berorientasi pada
tindakan berarti berpikir cepat dan bertidak terhadap suatu keadaan untuk
menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif. Sikap ini terkadang
dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif terhadap keadaan, seberapa
cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap masalah yang ada, dan
seberapa jauh komitmen orang tersebut atas perkataannya.
2.2 Perencanaan dan Tindakan
Setiap orang memiliki
perencanaan dalam hidupnya khususnya dalam berusaha. Rencana akan menjadi
mimpi yang tidak akan terwujud tanpa ada tindakan. Keberanian mengambil
tindakan ada pada seseorang yang mantap dalam menentukan nilai hidupnya.
Dalam menentukan
perencanaan terhadap tindakan yang diambil berarti memerlukan cara
pengambilan keputusan yang baik dan cepat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi
hasil akhir dari keputusan dan tindakan yang kita ambil.
Membuat keputusan (decion
making) adalah suatu proses memilih alternatif tertentu dari beberapa
alternatif yang ada. Jadi, membuat keputusan adalah suatu proses memilih
antara berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan. Semakin
berpengalaman dalam pengambilan keputusan, semakin besar pula kepercayaan
diri yang akan semakin berorientasi pula pada suatu tindakan. Jika seorang
Wirausaha mampu mengambil suatu keputusan dalam batas-batas waktu yang masuk
akal, mungkin ia mampu mengambil suatu keputusan yang menguntungkan sehingga
sewaktu-waktu muncul peluang-peluang bisnis.
Wirausaha harus cepat
mengambil suatu keputusan agar dapat menggunakan kesempatan sebaik-baiknya.
Wirausaha yang ingin maju dalam bisnisnya, harus dapat memutar akal dengan
mengandalkan intuisi, ide-ide yang penuh kreatif dan inovatif. Mereka juga harus
memandang persoalan dalam konteks yang lebih luas, sambil mengingat bahwa
keputusan-keputusan utama akan mempunyai akibat-akibat jangka panjang atas
operasi bisnisnya.
Seorang wirausaha
diharapkan lebih aktif dalam dan lebih kreatif, karena ia harus membuat
keputusan (decision making) tanpa bantuan data-data kuantitatif (data
berbentuk angka-angka) atau dukungan staf yang berpengalaman.
Keberhasilan seorang
Wirausaha di dalam bisnis, tergantung pada kemampuan membuat keputusan yang
meningkatkan kemampulabaan bisnisnya pada masa yang akan datang. Kemampuan
membuat keputusan dapat diperoleh dari pengalamannya selama bertahun-tahun.
Akan tetapi, dalam prakteknya pasti ada saja kesalahan-kesalahan, yang harus
cepat disadari dan diambil tindakan pembetulannya.
Dalam perusahaan besar,
biasanya pembuatan dan pengambilan keputusan itu didasarkan atas dasar
data-data dan dokumentasi perusahaan yang terdapat dalam survei, laporan
usaha, dan sebagainya.
Informasi ini biasanya
telah dihimpun dengan cara yang sudah ditentukan, sesuai dengan teknik-teknik
pemecahan masalah. Adapun pedoman untuk membuat keputusan, kuncinya adalah
sebagai berikut :
a.
Terlebih dahulu, tentukan fakta-fakta dari persoalan yang sudah dikenal.
b.
Identifikasi, bidang manakah dari persoalan-persoalan yang tidak berdasarkan
fakta-fakta. Di bidang yang dikenal inilah, seorang Wirausaha harus
menggunakan logika, penalaran, dan institusinya untuk membuat keputusan.
c.
Keberanian dan antusiasme sangat diperlukan dalam menerapkan sebuah
keputusan.
d.
Bersedia untuk mengambil tindakan agresif dalam menerapkan sebuah keputusan.
e.
Ambillah risiko yang sedang-sedang saja jika terdapat ketidakpastian yang
besar.
f.
Dalam keadaan tertentu, mungkin lebih baik untuk meneruskan sesuatu yang
telah berhasil pada masa lampau.
g.
Jauhilah keputusan-keputusan yang akan mengubah secara drastic susunan
organisasi yang sekarang.
h.
Keputusan perlu diuji cobakan dahulu.
Seorang Wirausaha harus
memulai menerapkan keputusan, semua keragu-raguan dan ketidakpastian haruslah
dibuang jauh-jauh. Jika Anda dihadapkan pada alternatif harus memilih, maka
buatlah pertimbanganpertimbangan yang matang. Kumpulkan berbagai informasi
dan boleh meminta pendapat orang lain. Setelah itu, ambil keputusan dan
jangan ragu-ragu. Dengan berbagai alternatif yang ada dalam pikiran, para
Wirausaha akan dapat mengambil keputusan yang terbaik. Banyak factor yang
dapat mempengaruhi pembuatan keputusan (decision making), diantaranya
motivasi, persepsi, dan proses belajar. Dalam proses pembuatan keputusan,
kenyatannya ada Wirausaha yang mampu mengambil keputusan berdasarkan
pengalaman, dan ada pula Wirausaha yang berperilaku membuat keputusan secara
otomatis.
Jika keputusan diambil
berdasarkan pada pengalaman masa lalu, hendaknnya tergantung juga pada
tempat, waktu, pendidikan Wirausaha, dan sebagainya.
a.
Seorang Wirausaha yang kreatif adalah yang pandai mengambil
keputusan-keputusan yang tepat dalam bisnisnya.
b.
Seorang Wirausaha suksesnya tergantung pada kemampuan mengambil keputusan
yang meningkatkan kemampulabaan bisnis pada masa mendatang.
c.
Seorang wirausaha yang ingin maju sangat tergantung pada.
d.
ekspentasi masa depan dan keberlanjutan bisnisnya.
2.3 Tindakan dalam Wirausahawan
Menjadi pengusaha
merupakan pilihan. Selain karena bakat, ia bisa ditempuh melalui pendidikan.
Kondisi ini tentu akan lebih baik bila seseorang memiliki keduanya, bakat
sekaligus melengkapinya dengan teori dan pelatihan. "Sebab pada
prinsipnya semua bisa menjadi pengusaha, bisa mahasiswa, pegawai, pustakawan
atau siapa pun. Karena segala sesuatu itu kan sesungguhnya bisa dipelajari.
Dalam waktu sepuluh
tahun terakhir, banyak orang melirik untuk menjadi seorang entrepreneur
karena bidang ini bisa dilakukan seorang manajer sekalipun di saat-saat waktu
luang dengan mengerjakan sesuatu atau bahkan mereka yang sudah tidak bekerja
lagi. Yang dibutuhkan adalah mind set, dari cara berpikir mencari pekerjaan
menjadi membuka peluang kerja.
Menjadi entrepreneur
berarti dituntut untuk berpikir kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bila banyak Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
dan Badan Usaha Milik Swasta sering kali menyelenggarakan pelatihan
kewirausahaan. Dengan pelatihan semacam ini memberikan keberanian bagi
pekerja mengambil keputusan. Bukan dalam arti mereka terus membuka usaha.
Namun, berbagai keputusan yang kemudian diambil para pekerja berpengaruh
terhadap kinerja mereka di perusahaan.
Pilihan menjadi
entrepreneur dapat dilakukan dengan menjadi karyawan yang bekerja pada orang
lain, profesional eksekutif, dapat menjadi intrapreneur, yakni karyawan
dengan jiwa kewirausahaan inovatif tajam dalam melihat peluang, atau menjadi
entrepreneur dengan usaha yang dikembangkan sendiri dan berani mengambil
risiko. Di samping itu, seseorang dapat pula menjadi social entrepreneur
ialah sebagai pelaku kegiatan sosial berwatak entrepreneur atau eco-preneur,
yakni berwirausaha dalam bidang lingkungan hidup.
Berbeda dengan kalangan
akademisi, menjadi seorang entrepreneur berarti menjadi orang yang berorientasi
pada tindakan-tindakan simpel. Mereka selalu mencari peluang baru dan
mengejar peluang tersebut dengan disiplin tinggi. Hanya dengan mengambil
peluang terbaik dan fokus pada eksekusi serta memusatkan energi setiap orang
dalam bisnis, maka ia akan menjadi seorang entrepreneur.
Oleh karena itu, di
saat mengawali usaha, mereka diharapkan memiliki karakter unggul, antara
lain, memiliki tujuan dan rencana bisnis yang jelas, tidak mudah putus asa,
dan berani mengambil risiko. Sementara itu, untuk dapat menuju karakter
unggul, para pengusaha muda diharapkan secara berkesinambungan mengembangkan
usaha dengan cara melakukan berbagai inovasi. Ia pun diharapkan terus
melakukan up date perkembangan bisnis global, memanfaatkan perkembangan
teknologi, dan membuka akses ke pasar global. "Namun, bekal yang utama,
mereka diminta memiliki etika usaha sehingga mampu mengelola sumber daya
manusia sebaik mungkin. Dengan begitu, mereka tidak hanya berorientasi pada
capital gain.
Firmansyah Budi
Prasetyo, S.H., pengusaha sukses tela krezz, mengatakan untuk dapat menjadi
pengusaha membutuhkan tindakan "gendeng" (gila). Dengan tindakan
semacam ini dapat mengubah mind set seseorang. "Dibanding mencari kerja,
tentu lebih baik mencipta peluang kerja. Sebagaimana saat kita lulus dari
perguruan tinggi, kita hanya menerima selembar ijazah dan transkrip nilai.
Pertanyaannya, apakah nilai ini telah memberi manfaat bagi orang lain?".
Memilih sebagai
wirausaha, harus siap dengan tantangan yang akan dihadapi. Berorientasi pada
keuntungan, memerlukan orientasi pada tindakan. Bagaimana wirausaha ingin
keuntungan tetapi tidak ada tindakan / eksekusi dari Business Plan yang telah
dibuat.
Menjadi Wirausahawan
yang sukses merupakan dambaan bagi semua orang yang memutuskan untuk terjun
kedalam dunia wirausaha, namun terkadang ada orang-orang yang tidak yakin
bila bisnisnya sukses bahkan ada yang yakin sukses tetapi justu sering
mengalami kegagalan.
Konsep 10-D merupakan
karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausahawan yang ingin sukses. yaitu
Dreams, Deciveness, Doers, Determination, Dedication, Devotion, Detail,
Destiny, Dollard, dan Distribute.
a. Dreams
(Mempunyai Mimpi)
Seorang wirausahawan
yang sukses akan selalu mempunyai mimpi. Mimpi yang akan dia wujudkan (make
your dreams come true). Visinya jelas terhadap masa depan bisnis yang
sedang dijalani. Ia ingin bisnisnya maju dan berkembang, sukses dan
memberikan manfaat yang besar baik bagi dirinya maupun karyawan dan orang
lain.
b. Deciveness
(Cepat Mengambil Keputusan)
Seorang wirausahawan
sukses harus cepat dalam mengambil keputusan. Ia tidak boleh lamban apalagi
plin-plan. Keputusannya harus akurat dan penuh perhitungan. Karakter
wirausahawan sukses selalu punya ciri khas ketegasan dalam memutuskan
sesuatu.Apakah ia akan menyepakati kerja sama atau tidak? Apakah ia akan
menjual atau tidak? Jika keputusan terlalu lamban, akan menimbulkan dampak
yang besar terhadap pelanggan dan kemajuan bisnisnya.
c. Doers
(Tindakan Nyata)
Seorang wirausahawan
sukses selalu punya actiontindakan nyata. Ia tidak mau menunda-nunda
kesempatan atau peluang usaha yang ada. Ide-ide yang keluar dari pikiran
segera diwujudkan dalam tindakan yang cepat dan terukur. Wirausahawan sukses
bukanlah orang yang NATO (Not Action Talk Only).
d. Determination
(Tekad yang Kuat)
Wirausahawan yang ingin
sukses selalu punya tekad yang kuat. Ia menjalani usahanya dengan penuh
perhatian dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Ia tidak akan mudah menyerah
meski banyak tantangan dan rintangan yang menghadang.
e. Dedication
(Dedikasi yang Tinggi)
Seorang wirausahawan
yang ingin sukses tidak mengenal istilah kerja sampingan. Jika berbisnis, ia
akan memusatkan perhatin sepenuh hati kepada bisnis yang dijalaninya. Ia
tidak mengenal lelah dan mengeluh dalam pekerjaannya. Jiwa dan raganya ia fokusan
terhadap semua pekerjaan di dalam usahanya.
f. Devotion
(Mencintai Pekerjaannya)
Orang bekerja dengan
dasar cinta, tentu akan menghasilkan pekerjaan yang optimal. Karena itu
seorang wirausaha harus bisa mencintai bisnis yang sedang dijalaninya. Agar
bisa mencintai pekerjaan di dalam bisnisnya, seorang wirausaha harus bisa
mengenali seluk beluk usahanya. Ia mengenal betul produk yang dihasilkan dan
tahu betul mengenai kondisi pasar.
g. Detail
(Perhatian Dengan Rinci)
Segala faktor yang
mempengaruhi kemajuan usaha harus diperhatikan secara detail atau rinci.
Seorang wirausaha tidak boleh kecolongan. Ia harus tahu sekecil apapun faktor
penghambat kemajuan bisnisnya. Kemudian faktor tersebut segera diatasi.
Apakah itu faktor kurangnya modal, faktor pegawai , pemasaran, dan lain-lain.
h. Destiny
(Tujuan yang Pasti)
Orang yang tidak punya
tujuan biasanya akan bergantung pada orang lain. Ia akan menjadi pengekor
bagi orang yang punya tujuan jelas. Seorang wirausahawan tidak boleh
bergantung kepada orang lain. Ia harus punya rasa keyakinan dan percaya diri
yang kuat. Anda harus menentukan sendiri mau dibawa ke mana usaha Anda.
i. Dollars
(Tidak Mengutamakan Uang/Kekayaan)
Sangat wajar jika
pengusaha mengejar keuntungan yang bisa membuatnya kaya. Namun seorang
pengusaha jangan sampai terjebak pada motivasi ini. Ukuran kesuksesn bagi
seorang pengusaha bukan pada berapa besar keuntungan uang yang didapatkan.
Tapi seorang pengusaha yang sukses lebih memperhatikan bagaimana kelangsungan
hidup bisnis yang sedang dijalani.
j. Distribute
(Salurkan Ilmu Anda)
Tentu Anda ingat dengan
pepatah yang mengatakan kalau orang sukses adalah yang bisa membuat orang
sekitarnya juga sukses. Anda belum dikatakan sukses jika belum bisa membuat
orang lain sukses. Anda harus bisa menyalurkan ilmu dan pengalaman yang telah
Anda dapatkan kepada orang lain.
2.4 Sifat-sifat yang Menghasilkan Tindakan yang
Efektif
Adapun tujuh sifat yang
bisa menghasilkan tindakan-tindakan yang efektif yaitu :
a.
Jadilah Proaktif (Be Proactive)
Jadilah proaktif
maksudnya adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif
artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, dimasa
sekarang, maupun di masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan
prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan.
b.
Merujuk pada Tujuan Akhir (Begin With The End in Mind)
Merujuk pada tujuan
akhir tidak Sekedar tujuan, tetapi tujuan yang benar agar mencapai tujuan
yang benar. Tuliskan misi pribadi hidup kita yang menggambarkan tujuan dan
citra diri, Misi pribadi ditemukan melalui serangkaian tindakan atau
kejadian-kejadian pahit sehingga membentuk kebajikan dan filosofi hidup.
c.
Dahulukan yang Utama (Put First Thing First)
Dahulukan yang utama
maksudnya adalah mengorganisasikan dan melaksanakan apa-apa yang telah
diciptakan secara mental (tujuan, visi, nilai-nilai, dan prioritas-prioritas
yang kita miliki). Hal-hal sekunder tidak didahulukan, hal-hal utama tidak
dikebelakangkan. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.
d.
Berfikir Menang/Menang (Think Win Win)
Berfikir menang/menang
maksudnya adalah cara berfikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama, dan
didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir
menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan membantu masing-masing
individu untuk mencari solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan. Berpikir
menang/menang artinya berbagai informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.
e.
Memahami untuk Dipahami (To Understand To BeUnderstood)
Memahami untuk dipahami
maksudnya adalah memahami apa yang orang lain sampaikan kemudian baru
sebaliknya, mereka akan memahami kita demi terciptanya komunikasi yang lancar
dan inti yang dibicarakan tersampaikan. Dengan kata lian kalau kita
mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, kita memulai
komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami,
mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang
untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah.
Berusaha memahami ini menuntut kemurahan, berusaha dipahami menuntut
keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.
f.
Wujudkan Sinergi (Synergy)
Sinergi adalah soal
menghasilkan alternatif ketiga bukan caraku, bukan caramu, melainkan cara
ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Sinergi adalah buah
dari sikap saling menghargai sikap memahami dan bahkan memanfaatkan
perbedaan-perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang.
g.
Mengasah Gergaji (Sharpening The Saw)
Mengasah gergaji adalah
soal memperbaharui diri terus menerus dalam keempat bidang kehidupan dasar:
fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang
meningkatkan kapasitas kita untuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif
lainnya.
2.5 Contoh kasus
Dalam menjalankan
sebuah usaha bersama, apapun bentuknya, misalnya kepanitiaan, tugas kuliah
suatu mata kuliah, tugas besar, bahkan usaha bersama yang berorientasi pada
keuntungan, belum tentu terhindar dari sebuah masalah kerja sama. Perbedaan
pandangan, aktifitas sehari-hari, pengalaman kerja, dan skill, terkadang
menimbutkan masalah tertentu. Karakter seseorang dalam bekerja sama turut
menjadi satu hal yang mempengaruhi kerja sama kita dengan anggota tim. Salah
satu masalah yang bisa saja timbul dalam suatu kerjasama adalah dominasi
dalam tim.
Jadi , dalam sebuah tim
memang tidak ada salahnya untuk mengemukakan ide dan pendapat, memang hebat
bila menjadi seseorang yang mendominasi suatu teamwork, tetapi semua akan
tampak seperti omong kosong belaka jika semua yang kita katakan tidak dapat
kita pertanggung jawabkan. So, TALK LESS DO LESS, TALK MORE DO MORE, AND
TALK MUCH DO MUCH! Intinya realisasikan apa yang telah Anda katakan
dengan penuh tanggung jawab, kerjakan apa yang bisa Anda kerjakan, dan
berikan kontribusi terbaik Anda untuk tim Anda!
Bab III. HASIL DISKUSI
Dari pembahasan yang telah disampaikan, timbul
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
Q: Mana yang lebih penting, perencanaan dahulu atau
langsung tindakan?
A: Jika
kita berada dalam situasi yang memaksa kita untuk mengambil keputusan dengan
sesegera mungkin, maka kedua hal tersebut (perencanaan dan tindakan) harus
dilakukan secara bersamaan. Namun pada dasarnya, tindakan harus berdasarkan
perencanaan yang telah disusun sebelumnya agar keputusan yang diambil sesuai
dengan tujuan awal. Jika pada suatu waktu, dimana kita sedang melaksanakan
tindakan yang sesuai dengan perencanaan namun muncul kesempatan diluar
perencanaan maka akan lebih baik jika kita mengambil kesempatan tersebut.
Tindakan tidak terpaku pada perencanaan yang telah dibuat.
Q: Bagaimana supaya kita bisa mengambil tindakan
yang cepat namun tepat?
A: Dalam
mengambil keputusan, sebaiknya kita berfikir cepat namun terkadang keputusan
yang diambil secara terburu- buru tidak sebaik keputusan yang diambil dengan
matang. Kemampuan untuk mengambil keputusan yang cepat namun tepat bisa
dilakukan dengan berfokus pada tindakan (sedikit bicara banyak bekerja) dan
memanfaatkan sumber daya yang ada dengan semaksimal mungkin.
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Segala
sesuatu harus selalu saling berdampingan antara perencanaan atau strategi dan
tindakan. Kedua hal tersebut harus saling mendukung satu sama lain karena
dengan perencanaan sebaik-baiknya apabila tidak ada tindakan yang tepat
maupun tidak ada tindakan sama sekali perncanaan tersebut tidak akan pernah
berjalan. Begitu juga sebaliknya, dengan tindakan yang dilakukan akan tetapi
tidak dilakukan dengan perencanaan yang baik tidak akan menghasilkan output
yang maksimal.
Dengan
berani memberikan strategi dan melakukan tindakan juga harus dibarengi dengan
adanya tanggung jawab dengan apa yang telah dirancang maupun yang telah
dilakukan. Sehingga kita bisa mempertanggung jawabkan apa yang telah ktia
rancang maupun yang telah kita lakukan.
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah :
a.
Sehebat apapun angan-angan untuk menciptakan perubahan, belum tentu dapat
dijalankan jika tidak berorientasi pada tindakan dan tidak berani mengambil
resiko. Begitu juga sebaliknya tindakan hebat, jika tidak dilandasi dengan
strategi yang betul akan sia-sia.
b.
Strategi dan tindakan adalah dua hal yang penting dalam menciptakan
perubahan.
c.
Strategi yang berorientasi pada tindakan adalah strategi yang kaya akan
inovasi dan dilandasi oleh entrepreuneurial mindset.
d. Talk
less do less, talk more do more, and talk much do much!
4.2
Saran
Untuk
menjadi seorang entrepreneur yang hebat, berikut ini hal-hal yang kami
sarankan untuk dilaksanakan :
1. Membuat strategi
sebaik baiknya maupun perencanaan yang baik dan dilanjutkan dengan tindakan
sesuai dengan strategi ataupun perencanaan yang ada.
2. Melakukan segala
sesuatu dengan dibarengi pertanggung jawaban.
3. Latihlah pribadi
Anda untuk memiliki sifat-sifat yang efektif.
4. Jangan pernah
berhenti belajar dari entrepreneur yang telah sukses sebelumnya.
5. Bentuklah pribadi
yang berkomitmen dan memiliki loyalitas yang tinggi.
|
http://www.entrepreneurmuda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2597:makalah-berorientasi-pada-tindakan&catid=60:action-orientation&Itemid=89
The titanium Men\'s Wedding Band - The Tinian - The Tinian
BalasHapusThe Tinti's, is located in Yutaland, the properties of titanium northern province of Tindi province. It is one titanium tent stakes of the main revlon hair dryer brush titanium cities titanium quartz of the Tindi ford edge titanium province. In