Selasa, 01 Oktober 2013

Tugas Kewirausahaan




Bab I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manusia adalah mahluk yang tidak memiliki rasa puas. Mereka selalu memiliki mimpi yang ingin dicapai sepanjang masa hidupnya. Mimpi tersebut bisa mimpi jangka pedek (target) ataupun mimpi jangka panjang (keinginan untuk meraih sesuatu dimasa yang akan datang). Terkadang manusia akan dihadapkan dengan kebuntuan dalam mencapai mimpinya, namun apakah hambatan tersebut harus menjadi penghalang?
Selain itu, manusia adalah makhluk sosial. Setiap saat kita harus berhubungan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Adakalanya kita akan terjun memasuki suatu organisasi, yang memiliki tujuan yang sama. Dalam mencapai tujuan organisasi tersebut berarti kita harus menggabungkan ‘banyak kepala’ manusia. Maksudnya, dalam berorganisasi kita akan berinteraksi dengan banyak tipe dan kepribadian manusia. Bermacam ide akan muncul, oelh karena itu harus ada penyatuan visi misi untuk mencapai tujuan organisasi.
Tidak ada bedanya dalam kehidupan pribadi ataupun organisasi. Akan selalu diperlukan langkah nyata untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tinggal bagaimana kita mewujudkan langkah nyata tersebut. Perwujudannya adalah saat kita melakukan sesuatu ‘action’ yang berkesinambungan sampai tujuan tercapai.
Ada pepatah mengatakan “Talk Less Do More”, hal ini sangat sesuai berkaitan dengan pencapaian dimasa depan. Kita memang harus terus bergerak, mengerjakan sesuatu, dan sedikit berkata. Karena kata-kata saja tidak akan mewujudkan mimpi kita, tanpa tindakan nyata, yaitu ‘action’. Contoh sederhana, jika Anda sedang alapar, apakah dengan berkata “aduh, saya lapar” lalu perut Anda kenyang dengan sendirinya? Tentu tidak. Anda harus melakukan action mengambil nasi dan lauk pauk, kemudian makan, setelah itu baru perut Anda akan terasa kenyang.
Begitupun dengan menjalankan bisnis, apakah dengan berkata “saya ingin bisnis saya sukses” lalu kemudian bisnis Anda langsung sukses. Tentu tidak. Kita harus melakukan berbagai hal untuk menjamin keberlangsungan bisnis kita, mendapatkan keuntungan, dan pada akhirnya sukses. Oleh karena itu “ACTION IS POWER, NO ACTION NO GAIN, TALK LESS DO MORE!”.
Sikap yang harus dimiliki seseorang, berkaitan dengan hal-hal yang telah diungkapkan di atas adalah berorientasi pada tindakan. Sikap ini diartikan sebagai sikap seseorang yang tanggap terhadap keadaan, dapat berfikir cepat untuk mencari solusi atas suatu permasalahan, seberapa cepat dia mengambil tindakan atas solusi yang didapatkan, dan berkomitmen dengan apa yang telah katakannya.
Dalam makalah ini akan dibahas, bagaimana membangun pribadi seseorang yang berorientasi pada tindakan, sehingga dia dapat mencapai keinginannya, dan menjadi pribadi yang sukses dalam hidupnya, khususnya dibidang entrepreneurship.

I.2 Identifikasi Masalah
Melihat fenomena yang ada saat ini, dimana banyak orang ingin menjadi orang sukses namun dengan cara yang mudah, apakah mungkin? Atau hanya dengan bermimpi kemudian saat terbangun dia telah menjadi seseorang yang sukses? Memang banyak cara yang ditawarkan untuk mencapai kesuksesan, namum percayalah bahwa tidak ada yang mudah. Dan pastinya kata-kata tidak akan bisa membuat kita mencapai sesuatu, kecuali diiringi tindakan nyata.
Berdasarkan hal di atas, berikut ini identifikasi masalah yang akan dibahas dalam makalah ini :
· Apakah pengertian dari Berorientasi Pada Tindakan?
· Apasaja yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan?
· Bagaimana tindakan seorang wirausahawan yang berorientasi pada tindakan itu?
· Apasaja sifat yang menghasilkan tindakan yang efektif?
· Apakah contoh nyata yang menunjukkan sikap berorientasi pada tindakan?



Bab II. ISI
2.1 Pengertian
Berorientasi pada tindakan berarti berpikir cepat dan bertidak terhadap suatu keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif. Sikap ini terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif terhadap keadaan, seberapa cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap masalah yang ada, dan seberapa jauh komitmen orang tersebut atas perkataannya.

2.2 Perencanaan dan Tindakan
Setiap orang memiliki perencanaan dalam hidupnya khususnya dalam berusaha. Rencana akan menjadi mimpi yang tidak akan terwujud tanpa ada tindakan. Keberanian mengambil tindakan ada pada seseorang yang mantap dalam menentukan nilai hidupnya.
Dalam menentukan perencanaan terhadap tindakan yang diambil berarti memerlukan cara pengambilan keputusan yang baik dan cepat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi hasil akhir dari keputusan dan tindakan yang kita ambil.
Membuat keputusan (decion making) adalah suatu proses memilih alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada. Jadi, membuat keputusan adalah suatu proses memilih antara berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan. Semakin berpengalaman dalam pengambilan keputusan, semakin besar pula kepercayaan diri yang akan semakin berorientasi pula pada suatu tindakan. Jika seorang Wirausaha mampu mengambil suatu keputusan dalam batas-batas waktu yang masuk akal, mungkin ia mampu mengambil suatu keputusan yang menguntungkan sehingga sewaktu-waktu muncul peluang-peluang bisnis.
Wirausaha harus cepat mengambil suatu keputusan agar dapat menggunakan kesempatan sebaik-baiknya. Wirausaha yang ingin maju dalam bisnisnya, harus dapat memutar akal dengan mengandalkan intuisi, ide-ide yang penuh kreatif dan inovatif. Mereka juga harus memandang persoalan dalam konteks yang lebih luas, sambil mengingat bahwa keputusan-keputusan utama akan mempunyai akibat-akibat jangka panjang atas operasi bisnisnya.
Seorang wirausaha diharapkan lebih aktif dalam dan lebih kreatif, karena ia harus membuat keputusan (decision making) tanpa bantuan data-data kuantitatif (data berbentuk angka-angka) atau dukungan staf yang berpengalaman.
Keberhasilan seorang Wirausaha di dalam bisnis, tergantung pada kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan kemampulabaan bisnisnya pada masa yang akan datang. Kemampuan membuat keputusan dapat diperoleh dari pengalamannya selama bertahun-tahun. Akan tetapi, dalam prakteknya pasti ada saja kesalahan-kesalahan, yang harus cepat disadari dan diambil tindakan pembetulannya.
Dalam perusahaan besar, biasanya pembuatan dan pengambilan keputusan itu didasarkan atas dasar data-data dan dokumentasi perusahaan yang terdapat dalam survei, laporan usaha, dan sebagainya.
Informasi ini biasanya telah dihimpun dengan cara yang sudah ditentukan, sesuai dengan teknik-teknik pemecahan masalah. Adapun pedoman untuk membuat keputusan, kuncinya adalah sebagai berikut :
a. Terlebih dahulu, tentukan fakta-fakta dari persoalan yang sudah dikenal.
b. Identifikasi, bidang manakah dari persoalan-persoalan yang tidak berdasarkan fakta-fakta. Di bidang yang dikenal inilah, seorang Wirausaha harus menggunakan logika, penalaran, dan institusinya untuk membuat keputusan.
c. Keberanian dan antusiasme sangat diperlukan dalam menerapkan sebuah keputusan.
d. Bersedia untuk mengambil tindakan agresif dalam menerapkan sebuah keputusan.
e. Ambillah risiko yang sedang-sedang saja jika terdapat ketidakpastian yang besar.
f. Dalam keadaan tertentu, mungkin lebih baik untuk meneruskan sesuatu yang telah berhasil pada masa lampau.
g. Jauhilah keputusan-keputusan yang akan mengubah secara drastic susunan organisasi yang sekarang.
h. Keputusan perlu diuji cobakan dahulu.

Seorang Wirausaha harus memulai menerapkan keputusan, semua keragu-raguan dan ketidakpastian haruslah dibuang jauh-jauh. Jika Anda dihadapkan pada alternatif harus memilih, maka buatlah pertimbanganpertimbangan yang matang. Kumpulkan berbagai informasi dan boleh meminta pendapat orang lain. Setelah itu, ambil keputusan dan jangan ragu-ragu. Dengan berbagai alternatif yang ada dalam pikiran, para Wirausaha akan dapat mengambil keputusan yang terbaik. Banyak factor yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan (decision making), diantaranya motivasi, persepsi, dan proses belajar. Dalam proses pembuatan keputusan, kenyatannya ada Wirausaha yang mampu mengambil keputusan berdasarkan pengalaman, dan ada pula Wirausaha yang berperilaku membuat keputusan secara otomatis.
Jika keputusan diambil berdasarkan pada pengalaman masa lalu, hendaknnya tergantung juga pada tempat, waktu, pendidikan Wirausaha, dan sebagainya.
a. Seorang Wirausaha yang kreatif adalah yang pandai mengambil keputusan-keputusan yang tepat dalam bisnisnya.
b. Seorang Wirausaha suksesnya tergantung pada kemampuan mengambil keputusan yang meningkatkan kemampulabaan bisnis pada masa mendatang.
c. Seorang wirausaha yang ingin maju sangat tergantung pada.
d. ekspentasi masa depan dan keberlanjutan bisnisnya.

2.3 Tindakan dalam Wirausahawan
Menjadi pengusaha merupakan pilihan. Selain karena bakat, ia bisa ditempuh melalui pendidikan. Kondisi ini tentu akan lebih baik bila seseorang memiliki keduanya, bakat sekaligus melengkapinya dengan teori dan pelatihan. "Sebab pada prinsipnya semua bisa menjadi pengusaha, bisa mahasiswa, pegawai, pustakawan atau siapa pun. Karena segala sesuatu itu kan sesungguhnya bisa dipelajari.
Dalam waktu sepuluh tahun terakhir, banyak orang melirik untuk menjadi seorang entrepreneur karena bidang ini bisa dilakukan seorang manajer sekalipun di saat-saat waktu luang dengan mengerjakan sesuatu atau bahkan mereka yang sudah tidak bekerja lagi. Yang dibutuhkan adalah mind set, dari cara berpikir mencari pekerjaan menjadi membuka peluang kerja.
Menjadi entrepreneur berarti dituntut untuk berpikir kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila banyak Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Usaha Milik Swasta sering kali menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan. Dengan pelatihan semacam ini memberikan keberanian bagi pekerja mengambil keputusan. Bukan dalam arti mereka terus membuka usaha. Namun, berbagai keputusan yang kemudian diambil para pekerja berpengaruh terhadap kinerja mereka di perusahaan.
Pilihan menjadi entrepreneur dapat dilakukan dengan menjadi karyawan yang bekerja pada orang lain, profesional eksekutif, dapat menjadi intrapreneur, yakni karyawan dengan jiwa kewirausahaan inovatif tajam dalam melihat peluang, atau menjadi entrepreneur dengan usaha yang dikembangkan sendiri dan berani mengambil risiko. Di samping itu, seseorang dapat pula menjadi social entrepreneur ialah sebagai pelaku kegiatan sosial berwatak entrepreneur atau eco-preneur, yakni berwirausaha dalam bidang lingkungan hidup.
Berbeda dengan kalangan akademisi, menjadi seorang entrepreneur berarti menjadi orang yang berorientasi pada tindakan-tindakan simpel. Mereka selalu mencari peluang baru dan mengejar peluang tersebut dengan disiplin tinggi. Hanya dengan mengambil peluang terbaik dan fokus pada eksekusi serta memusatkan energi setiap orang dalam bisnis, maka ia akan menjadi seorang entrepreneur.
Oleh karena itu, di saat mengawali usaha, mereka diharapkan memiliki karakter unggul, antara lain, memiliki tujuan dan rencana bisnis yang jelas, tidak mudah putus asa, dan berani mengambil risiko. Sementara itu, untuk dapat menuju karakter unggul, para pengusaha muda diharapkan secara berkesinambungan mengembangkan usaha dengan cara melakukan berbagai inovasi. Ia pun diharapkan terus melakukan up date perkembangan bisnis global, memanfaatkan perkembangan teknologi, dan membuka akses ke pasar global. "Namun, bekal yang utama, mereka diminta memiliki etika usaha sehingga mampu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin. Dengan begitu, mereka tidak hanya berorientasi pada capital gain.
Firmansyah Budi Prasetyo, S.H., pengusaha sukses tela krezz, mengatakan untuk dapat menjadi pengusaha membutuhkan tindakan "gendeng" (gila). Dengan tindakan semacam ini dapat mengubah mind set seseorang. "Dibanding mencari kerja, tentu lebih baik mencipta peluang kerja. Sebagaimana saat kita lulus dari perguruan tinggi, kita hanya menerima selembar ijazah dan transkrip nilai. Pertanyaannya, apakah nilai ini telah memberi manfaat bagi orang lain?".
Memilih sebagai wirausaha, harus siap dengan tantangan yang akan dihadapi. Berorientasi pada keuntungan, memerlukan orientasi pada tindakan. Bagaimana wirausaha ingin keuntungan tetapi tidak ada tindakan / eksekusi dari Business Plan yang telah dibuat.
Menjadi Wirausahawan yang sukses merupakan dambaan bagi semua orang yang memutuskan untuk terjun kedalam dunia wirausaha, namun terkadang ada orang-orang yang tidak yakin bila bisnisnya sukses bahkan ada yang yakin sukses tetapi justu sering mengalami kegagalan.
Konsep 10-D merupakan karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausahawan yang ingin sukses. yaitu Dreams, Deciveness, Doers, Determination, Dedication, Devotion, Detail, Destiny, Dollard, dan Distribute.
a. Dreams (Mempunyai Mimpi)
Seorang wirausahawan yang sukses akan selalu mempunyai mimpi. Mimpi yang akan dia wujudkan (make your dreams come true). Visinya jelas terhadap masa depan bisnis yang sedang dijalani. Ia ingin bisnisnya maju dan berkembang, sukses dan memberikan manfaat yang besar baik bagi dirinya maupun karyawan dan orang lain.
b. Deciveness (Cepat Mengambil Keputusan)
Seorang wirausahawan sukses harus cepat dalam mengambil keputusan. Ia tidak boleh lamban apalagi plin-plan. Keputusannya harus akurat dan penuh perhitungan. Karakter wirausahawan sukses selalu punya ciri khas ketegasan dalam memutuskan sesuatu.Apakah ia akan menyepakati kerja sama atau tidak? Apakah ia akan menjual atau tidak? Jika keputusan terlalu lamban, akan menimbulkan dampak yang besar terhadap pelanggan dan kemajuan bisnisnya.
c. Doers (Tindakan Nyata)
Seorang wirausahawan sukses selalu punya actiontindakan nyata. Ia tidak mau menunda-nunda kesempatan atau peluang usaha yang ada. Ide-ide yang keluar dari pikiran segera diwujudkan dalam tindakan yang cepat dan terukur. Wirausahawan sukses bukanlah orang yang NATO (Not Action Talk Only).
d. Determination (Tekad yang Kuat)
Wirausahawan yang ingin sukses selalu punya tekad yang kuat. Ia menjalani usahanya dengan penuh perhatian dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Ia tidak akan mudah menyerah meski banyak tantangan dan rintangan yang menghadang.
e. Dedication (Dedikasi yang Tinggi)
Seorang wirausahawan yang ingin sukses tidak mengenal istilah kerja sampingan. Jika berbisnis, ia akan memusatkan perhatin sepenuh hati kepada bisnis yang dijalaninya. Ia tidak mengenal lelah dan mengeluh dalam pekerjaannya. Jiwa dan raganya ia fokusan terhadap semua pekerjaan di dalam usahanya.
f. Devotion (Mencintai Pekerjaannya)
Orang bekerja dengan dasar cinta, tentu akan menghasilkan pekerjaan yang optimal. Karena itu seorang wirausaha harus bisa mencintai bisnis yang sedang dijalaninya. Agar bisa mencintai pekerjaan di dalam bisnisnya, seorang wirausaha harus bisa mengenali seluk beluk usahanya. Ia mengenal betul produk yang dihasilkan dan tahu betul mengenai kondisi pasar.
g. Detail (Perhatian Dengan Rinci)
Segala faktor yang mempengaruhi kemajuan usaha harus diperhatikan secara detail atau rinci. Seorang wirausaha tidak boleh kecolongan. Ia harus tahu sekecil apapun faktor penghambat kemajuan bisnisnya. Kemudian faktor tersebut segera diatasi. Apakah itu faktor kurangnya modal, faktor pegawai , pemasaran, dan lain-lain.
h. Destiny (Tujuan yang Pasti)
Orang yang tidak punya tujuan biasanya akan bergantung pada orang lain. Ia akan menjadi pengekor bagi orang yang punya tujuan jelas. Seorang wirausahawan tidak boleh bergantung kepada orang lain. Ia harus punya rasa keyakinan dan percaya diri yang kuat. Anda harus menentukan sendiri mau dibawa ke mana usaha Anda.
i. Dollars (Tidak Mengutamakan Uang/Kekayaan)
Sangat wajar jika pengusaha mengejar keuntungan yang bisa membuatnya kaya. Namun seorang pengusaha jangan sampai terjebak pada motivasi ini. Ukuran kesuksesn bagi seorang pengusaha bukan pada berapa besar keuntungan uang yang didapatkan. Tapi seorang pengusaha yang sukses lebih memperhatikan bagaimana kelangsungan hidup bisnis yang sedang dijalani.
j. Distribute (Salurkan Ilmu Anda)
Tentu Anda ingat dengan pepatah yang mengatakan kalau orang sukses adalah yang bisa membuat orang sekitarnya juga sukses. Anda belum dikatakan sukses jika belum bisa membuat orang lain sukses. Anda harus bisa menyalurkan ilmu dan pengalaman yang telah Anda dapatkan kepada orang lain.

2.4 Sifat-sifat yang Menghasilkan Tindakan yang Efektif
Adapun tujuh sifat yang bisa menghasilkan tindakan-tindakan yang efektif yaitu :
a. Jadilah Proaktif (Be Proactive)
Jadilah proaktif maksudnya adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, dimasa sekarang, maupun di masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan.

b. Merujuk pada Tujuan Akhir (Begin With The End in Mind)
Merujuk pada tujuan akhir tidak Sekedar tujuan, tetapi tujuan yang benar agar mencapai tujuan yang benar. Tuliskan misi pribadi hidup kita yang menggambarkan tujuan dan citra diri, Misi pribadi ditemukan melalui serangkaian tindakan atau kejadian-kejadian pahit sehingga membentuk kebajikan dan filosofi hidup.





c. Dahulukan yang Utama (Put First Thing First)
Dahulukan yang utama maksudnya adalah mengorganisasikan dan melaksanakan apa-apa yang telah diciptakan secara mental (tujuan, visi, nilai-nilai, dan prioritas-prioritas yang kita miliki). Hal-hal sekunder tidak didahulukan, hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.

d. Berfikir Menang/Menang (Think Win Win)
Berfikir menang/menang maksudnya adalah cara berfikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama, dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan. Berpikir menang/menang artinya berbagai informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.

e. Memahami untuk Dipahami (To Understand To BeUnderstood)
Memahami untuk dipahami maksudnya adalah memahami apa yang orang lain sampaikan kemudian baru sebaliknya, mereka akan memahami kita demi terciptanya komunikasi yang lancar dan inti yang dibicarakan tersampaikan. Dengan kata lian kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, kita memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan, berusaha dipahami menuntut keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.

f. Wujudkan Sinergi (Synergy)
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga bukan caraku, bukan caramu, melainkan cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Sinergi adalah buah dari sikap saling menghargai sikap memahami dan bahkan memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang.




g. Mengasah Gergaji (Sharpening The Saw)
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus menerus dalam keempat bidang kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang meningkatkan kapasitas kita untuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya.

2.5 Contoh kasus
Dalam menjalankan sebuah usaha bersama, apapun bentuknya, misalnya kepanitiaan, tugas kuliah suatu mata kuliah, tugas besar, bahkan usaha bersama yang berorientasi pada keuntungan, belum tentu terhindar dari sebuah masalah kerja sama. Perbedaan pandangan, aktifitas sehari-hari, pengalaman kerja, dan skill, terkadang menimbutkan masalah tertentu. Karakter seseorang dalam bekerja sama turut menjadi satu hal yang mempengaruhi kerja sama kita dengan anggota tim. Salah satu masalah yang bisa saja timbul dalam suatu kerjasama adalah dominasi dalam tim.
Jadi , dalam sebuah tim memang tidak ada salahnya untuk mengemukakan ide dan pendapat, memang hebat bila menjadi seseorang yang mendominasi suatu teamwork, tetapi semua akan tampak seperti omong kosong belaka jika semua yang kita katakan tidak dapat kita pertanggung jawabkan. So, TALK LESS DO LESS, TALK MORE DO MORE, AND TALK MUCH DO MUCH! Intinya realisasikan apa yang telah Anda katakan dengan penuh tanggung jawab, kerjakan apa yang bisa Anda kerjakan, dan berikan kontribusi terbaik Anda untuk tim Anda!




Bab III. HASIL DISKUSI
Dari pembahasan yang telah disampaikan, timbul beberapa pertanyaan sebagai berikut:
Q: Mana yang lebih penting, perencanaan dahulu atau langsung tindakan?
A: Jika kita berada dalam situasi yang memaksa kita untuk mengambil keputusan dengan sesegera mungkin, maka kedua hal tersebut (perencanaan dan tindakan) harus dilakukan secara bersamaan. Namun pada dasarnya, tindakan harus berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya agar keputusan yang diambil sesuai dengan tujuan awal. Jika pada suatu waktu, dimana kita sedang melaksanakan tindakan yang sesuai dengan perencanaan namun muncul kesempatan diluar perencanaan maka akan lebih baik jika kita mengambil kesempatan tersebut. Tindakan tidak terpaku pada perencanaan yang telah dibuat.

Q: Bagaimana supaya kita bisa mengambil tindakan yang cepat namun tepat?
A: Dalam mengambil keputusan, sebaiknya kita berfikir cepat namun terkadang keputusan yang diambil secara terburu- buru tidak sebaik keputusan yang diambil dengan matang. Kemampuan untuk mengambil keputusan yang cepat namun tepat bisa dilakukan dengan berfokus pada tindakan (sedikit bicara banyak bekerja) dan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan semaksimal mungkin.



BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan                                                                                         
Segala sesuatu harus selalu saling berdampingan antara perencanaan atau strategi dan tindakan. Kedua hal tersebut harus saling mendukung satu sama lain karena dengan perencanaan sebaik-baiknya apabila tidak ada tindakan yang tepat maupun tidak ada tindakan sama sekali perncanaan tersebut tidak akan pernah berjalan. Begitu juga sebaliknya, dengan tindakan yang dilakukan akan tetapi tidak dilakukan dengan perencanaan yang baik tidak akan menghasilkan output yang maksimal.
Dengan berani memberikan strategi dan melakukan tindakan juga harus dibarengi dengan adanya tanggung jawab dengan apa yang telah dirancang maupun yang telah dilakukan. Sehingga kita bisa mempertanggung jawabkan apa yang telah ktia rancang maupun yang telah kita lakukan.
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah :
a. Sehebat apapun angan-angan untuk menciptakan perubahan, belum tentu dapat dijalankan jika tidak berorientasi pada tindakan dan tidak berani mengambil resiko. Begitu juga sebaliknya tindakan hebat, jika tidak dilandasi dengan strategi yang betul akan sia-sia.
b. Strategi dan tindakan adalah dua hal yang penting dalam menciptakan perubahan.
c. Strategi yang berorientasi pada tindakan adalah strategi yang kaya akan inovasi dan dilandasi oleh entrepreuneurial mindset.
d. Talk less do less, talk more do more, and talk much do much!
4.2 Saran
Untuk menjadi seorang entrepreneur yang hebat, berikut ini hal-hal yang kami sarankan untuk dilaksanakan :
1. Membuat strategi sebaik baiknya maupun perencanaan yang baik dan dilanjutkan dengan tindakan sesuai dengan strategi ataupun perencanaan yang ada.
2. Melakukan segala sesuatu dengan dibarengi pertanggung jawaban.
3. Latihlah pribadi Anda untuk memiliki sifat-sifat yang efektif.
4. Jangan pernah berhenti belajar dari entrepreneur yang telah sukses sebelumnya.
5. Bentuklah pribadi yang berkomitmen dan memiliki loyalitas yang tinggi.
http://www.entrepreneurmuda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2597:makalah-berorientasi-pada-tindakan&catid=60:action-orientation&Itemid=89